Ricky Yacobi dalam Kenangan Bambang Nurdiansyah, di Klub dan Timnas

Ricky Yacobi dalam Kenangan Bambang Nurdiansyah, di Klub dan TimnasBambang Nurdiansyah dan Ricky Yacobi adalah dua striker top di era sepakbola Indonesia terdahulu. Meski kerap saling bergantian masuk Timnas Indonesia, Bambang tak pernah merasa tersaingi.

Ricky Yacobi (kiri) bersama Bambang Nurdiansyah. (Foto: Instagram @rijacobi)

Legenda sepakbola Indonesia, Ricky Yacobi, meninggal dunia, Sabtu (21/11/2020). Semasa aktif bermain, dia dikenal sebagai striker jempolan andalan Timnas Indonesia.

Ricky menikmati era emas Timnas Indonesia di medio 1980-an. Dia sosok penting di balik keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke semifinal sepakbola Asian Games 1986, sebuah pencapaian yang belum terulang lagi.

Setahun berselang, Ricky kembali mencatatkan tinta emas dalam sejarah sepakbola Indonesia. Dia mengantar Timnas Indonesia meraih medali emas pertama sepakbola di SEA Games 1987.

Ketajaman di level klub bersama Arseto Solo yang membawa namanya masuk ke Timnas Indonesia. Namun, dia bukan sosok dominan di lini depan karena Timnas Indonesia era itu juga punya Bambang Nurdiansyah atau akrab disapa Banur.

Bambang Nurdiansyah yang usianya hampir tiga tahun lebih tua, sudah lebih dulu muncul di Timnas Indonesia ketimbang Ricky. Bambang Nurdiansyah sudah menjadi bagian Timnas Indonesia yang tampil Piala Dunia Junior 1979 di Jepang.

Terkadang, tim pelatih Timnas Indonesia harus memilih salah satu di antara Ricky Yacobi atau Bambang Nurdiansyah dalam beberapa kejuaraan. Misalnya di Asian Games 1986 dan SEA Games 1987, Ricky Yacobi menjadi bagian Timnas Indonesia, sementara Bambang Nurdiansyah tidak dipanggil.

Ricky juga pernah merasakan tak dipanggil dalam kejuaraan yang diikuti Timnas Indonesia ketika Bambang Nurdiansyah dipanggil. Misalnya di Kualifikasi Piala Dunia 1986 hingga SEA Games 1991.

Tak heran kalau Ricky dan Bambang Nurdiansyah sering disebut-sebut sebagai pesaing di Timnas Indonesia. Keduanya sama-sama punya insting mencetak gol yang baik dan bermain di era yang sama.

“Dibilang bersaing, enggak juga. Karena saya juga sudah main lebih dulu. Ricky muncul di bawah saya,” kata Bambang Nurdiansyah, saat mengenang persaingannya dengan Ricky.

“Tapi memang sempat main bareng satu klub di Arseto dan juga satu tim di Timnas Indonesia. Tapi kalau dibilang bersaing hampir tidak ada ya,” ujarnya menambahkan.

“Sulit cari pemain seperti dia, punya sikap dan tegas. Kalau pengurus dan manajer tidak baik dia akan bersuara lantang, itu Ricky. Iya itu saya lihat itu saat bersama-sama di timnas,” Banur menegaskan.

Di era yang sama dengan Ricky Yacob dan Bambang Nurdiansyah, ada juga striker-striker top yang bersinar di kancah sepakbola Asia Tenggara. Misalnya, Piyapong Pue-on (Thailand) Fandi Ahmad (Singapura), atau Zainal Abidin Hasan.

Fandi Ahmad sempat mencicipi Liga Belanda dengan memperkuat Groningen. Piyapong Pue-on bermain di Liga Korea dengan memperkuat Lucky-Goldstar FC (cikal bakal FC Seoul). Sementara Zainal Abidin setia bermain di dalam negeri meski mencetak banyak gol di level domestik.

Ricky juga sempat berkiprah di luar negeri seperti Fandi Ahmad dan Piyapong Pue-on. Ia direkrut klub Jepang Matsushita FC (cikal bakal Gamba Osaka) pada penghujung 1980-an, sayang kiprahnya di Negeri Sakura cuma berlangsung sebentar.

Selain di timnas, Ricky dan Bambang Nurdiansyah juga bersinar bersama klubnya masing-masing. Ricky terus diandalkan Arseto Solo di Galatama (Liga Sepakbola Utama). Sementara Bambang Nurdiansyah menjadi top scorer Asian Club Championship (cikal bakal Liga Champions Asia) 1990-1991 dengan torehan empat gol bersama klub Pelita Jaya.

“Di era itu ada Bambang, terus muncul Ricky. Striker kita bagus-bagus. Beda dengan sekarang, banyak pakai pemain asing jadi penyerang kita nggak berkembang,” tutur eks RTimnas Indonesia, Rully Nere, kepada detikSport.

Ricky Yacobi dalam Kenangan Bambang Nurdiansyah, di Klub dan Timnas Foto: Dokumentasi Rully Nere

“Kalau dulu striker bagus-bagus karena memang banyak main dapat kesempatan. Bambang dari Arseto muncul lebih dulu, Ricky lebih muda,” ucapnya.

Ricky Yacobi lahir di Medan pada 12 Maret 1963. Nama aslinya adalah Ricky Yakob, namun ada satu huruf “i” ditambahkan menjadi Yacobi sepulangnya dari Jepang.

Sumber

Recent Posts

This website uses cookies.