WHO: Gejala Ringan Corona Bisa Dirawat di Rumah

WHO: Gejala Ringan Corona Bisa Dirawat di Rumah – Dampak dari pandemi COVID-19 yang disebabkan virus corona (korona) terus memukul sejumlah negara. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan pasien virus corona. Namun, serangan virus corona yang masif juga membuat kewalahan dokter dan petugas kesehatan lainnya di rumah sakit.

Ilustrasi Covid - 19
Sumber Foto : Halodoc.com

Contohnya di Italia. Menurut Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit, Massimo Galli, setiap lima menit sekali rumah sakit yang terletak di Milan tersebut, menerima satu pasien terjangkit virus corona. Kondisi inilah yang membuat tenaga medis tampak kewalahan.

Tidak hanya di Italia sebenarnya. Pada bulan Januari lalu, negara adidaya Tiongkok sempat mengalami hal yang serupa. Sejumlah rumah sakit di wilayah Provinsi Hubei, juga kewalahan mengatasi banyaknya pasien COVID-19.

Selain Rumah Sakit, Ada Alternatif Lain

Sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengembangkan saran cepat untuk memenuhi kebutuhan mengenai perawatan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 di rumah. Namun yang perlu dicatat, bukan sembarang pasien yang bisa dirawat di rumah. Lalu, bagaiman cara merawat pasien dengan gejala ringan corona di rumah?

Pakar di WHO mengatakan, perawatan di rumah hanya ditujukan untuk pasien yang mengalami gejala ringan. Rekomendasi yang diterbitkan WHO ini bertajuk: Home care for patients with suspected novel coronavirus (COVID-19) infection presenting with mild symptoms, and management of their contacts.

Jauh sebelum virus corona jenis terbaru muncul, panduan WHO ini juga digunakan pada kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) beberapa tahun silam. Tak hanya MERS saja, panduan ini juga bisa digunakan dalam kasus pencegahan infeksi dan pengendalian epidemi penyakit pernapasan akut.

Pertanyaannya, apa tujuan WHO mengeluarkan panduan tersebut? Alasannya jelas, nasihat cepat ini dimaksudkan untuk memandu dokter dan petugas kesehatan profesional lainnya, dalam menangani masalah terkait COVID-19 di rumah pasien.

Di samping itu, panduan ini juga merujuk pada orangtua, pasangan, atau anggota keluarga lain yang tak memiliki pelatihan kesehatan formal, dalam menangani pasien yang diduga terinfeksi COVID-19.

Penasaran seperti apa rekomendasi dan panduannya? Simak ulasan lengkap di bawah ini.

Jangan Asal, Ikuti Aturan Pakar

Perawatan pasien yang diduga terinfeksi virus corona ini ditujukan kepada mereka yang mengalami gejala ringan. Contohnya, orang dalam pemantauan (ODP) atau mereka yang berisiko tinggi terpapar virus tersebut. Dalam melakukan perawatan ini, kondisi lingkungan atau rumah harus kondusif. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang diperlukan orang tersebut.

Tidak hanya itu saja yang harus diperhatikan. Perawatan pasien terkait virus corona di rumah juga harus dievaluasi oleh dokter, pejabat, atau petugas kesehatan masyarakat. Selama proses pemantauan ini, pasien juga harus selalu proaktif berkomunikasi dengan petugas kesehatan.

Lantas, seperti apa rekomendasi untuk merawat pasien di rumah? Berikut pedoman yang diterbitkan WHO dan Kementerian Kesehatan RI – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

  1. Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka atau pintu terbuka).
  2. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagi ruangan yang sama. Pastikan ruangan bersama (seperti dapur dan kamar mandi) memiliki ventilasi yang baik.
  3. Anggota keluarga yang lain sebaiknya tidur di kamar yang berbeda, dan jika tidak memungkinkan, maka jaga jarak minimal 1 meter dari pasien (tidur di tempat tidur berbeda).
  4. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idealnya satu orang yang benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan kekebalan. Pengunjung/penjenguk tidak diizinkan sampai pasien benar-benar sehat dan tidak bergejala.
  5. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat menggunakan hand sanitizer, sedangkan untuk tangan yang kelihatan kotor menggunakan air dan sabun.
  6. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia, bisa menggunakan handuk bersih dan segera ganti jika sudah basah.
  7. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar) diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.
  8. Orang yang memberikan perawatan sebaiknya menggunakan masker bedah terutama jika berada dalam satu ruangan dengan pasien. Masker tidak boleh dipegang selama digunakan. Jika masker kotor atau basah, segera ganti dengan yang baru. Buang masker dengan cara yang benar (jangan disentuh bagian depan, tetapi mulai dari bagian belakang). Buang segera dan segera cuci tangan.
  9. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh terutama cairan mulut atau pernapasan (dahak, ingus, dan lain-lain) serta tinja. Gunakan sarung tangan dan masker jika harus memberikan perawatan mulut atau saluran napas dan ketika memegang tinja, air kencing, dan kotoran lain. Cuci tangan sebelum dan sesudah membuang sarung tangan dan masker.
  10. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.
  11. Sediakan sprei dan alat makan khusus untuk pasien (cuci dengan sabun dan air setelah dipakai dan dapat digunakan kembali).
  12. Bersihkan permukaan di sekitar pasien termasuk toilet dan kamar mandi secara teratur. Sabun atau detergen rumah tangga dapat digunakan, kemudian larutan NaOCl 0.5% (setara dengan 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air).
  13. Bersihkan pakaian pasien, sprei, handuk, dan lain-lain menggunakan sabun cuci rumah tangga dan air atau mesin cuci dengan suhu air 60–90 derajat Celsius dengan deterjen dan keringkan. Tempatkan pada kantong khusus dan jangan digoyang-goyang, kemudian hindari kontak langsung kulit dan pakaian dengan bahan-bahan yang terkontaminasi.
  14. Sarung tangan dan apron plastic sebaiknya digunakan saat membersihkan permukaan pasien, baju, atau bahan-bahan lain yang terkena cairan tubuh pasien. Sarung tangan (yang bukan sekali pakai) dapat digunakan kembali setelah dicuci menggunakan sabun dan air dan didekontaminasi dengan larutan NaOCl 0.5%. Cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan.
  15. Sarung tangan, masker, dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus dibuang di tempat sampah di dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
  16. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainya, seperti sikat gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian, dan sprei)
  17. Ketika petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan rumah, maka selalu perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan penyakit melalui droplet.

Tegas, Hanya untuk Gejala Ringan

Menurut WHO, mayoritas pasien dengan COVID-19 adalah orang dewasa. Bagaimana dengan gejalanya? Gejala yang paling sering dilaporkan termasuk demam, batuk kering, dan sesak napas, di mana sebagian besar pasien (80 persen) mengalami mild symptoms/illness, alias gejala atau penyakit ringan. Nah, kondisi inilah yang diperbolehkan untuk di rawat di rumah dengan panduan-panduan di atas.

Lalu, bagaimana dengan pasien lainnya? Sekitar 14 persen mengalami penyakit parah, dan 5 persen sakit kritis. Laporan WHO menunjukkan bahwa keparahan penyakit dikaitkan dengan usia (>60 tahun) dan penyakit komorbid atau mengidap penyakit kronis. Contohnya, penyakit jantung, paru-paru, dan gagal ginjal. Nah, kondisi ini tentu memerlukan perawatan medis segera. Singkat kata, perlu di rawat di rumah sakit, bukannya di rumah.

Selain gejala ringan, ada pula pertimbangan lainnya untuk merawat pasien di rumah. Menurut WHO, perawatan di rumah bisa dipertimbangkan ketika perawatan rawat inap tidak tersedia atau tidak aman. Contohnya, kapasitas kamar atau sumber daya petugas medis yang terbatas.

Kesimpulannya, menurut WHO bagi mereka yang mengalami gejala ringan terkait infeksi virus corona, rawat inap mungkin tidak diperlukan, kecuali ada kekhawatiran timbulnya komplikasi yang cepat. Yuk, pastikan sakitmu bukan karena virus corona. Andaikan dirimu mencurigai diri atau anggota keluarga mengidap infeksi virus corona, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan kepada dokter.

Sumber

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *